INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Contoh Pkp Kelas V Sd,Peningkatan Hasil Berguru Siswa Kelas V Sd Melalui Penggunaan Media Gambar

Contoh PKP Kelas V SD,Meningkatkan Nilai Siswa melalui Media Gambar, Untuk rekan- rekan yang masih dan sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka , berikut ini saya lampirkan teladan PKP untuk melengkapi kiprah kuliah anda. Judul PKP : Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Melalui Penggunaan MEdia Gambar





BAB I


PENDAHULUAN


 


  1. LATAR BELAKANG


  1. LATAR BELAKANG MASALAH


Berdasar pada amanat Undang-Undang Dasar 1945, pendidikan di SD merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta, dan besar hati terhadap bangsa dan Negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun serta bisa menuntaskan permasalahan dilingkungannya.


Kelas tingkat atas SD (kelas IV, V dan VI) mengalami penurunan nilai hasil mencar ilmu dibandingkan dengan prestasi yang dicapai pada  kelas SD awal. Banyak faktor  penyebab hasil mencar ilmu anak menurun,  umumnya bersumber dari lingkungan di mana siswa dibesarkan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pada lingkungan sekolah antara lain yaitu pelaksanaan kurikulum yang berorientasi pada materi pelajaran (Subject Oriented) cenderung menghambat hasil mencar ilmu siswa dibandingkan dengan kurikulum yang berorientasi pada proses (Process Oriented). Faktor lain yaitu bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran di kelas. Guru yang menerapkan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan akan lebih meningkatkan peluang bagi siswa untuk meningkatkan hasil mencar ilmu yang lebih baik.


Dalam upaya untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran dengan menumbuhkan tingkat kreativitas pada siswa di SD perlu dilakukan terutama dalam mengubah  orientasi kurikulum dan orientasi pendekatan pembelajaran yang diterapkan. Hal ini berarti sistem pembelajaran yang dikelola di SD hendaknya sanggup menggali dan menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki para siswa. Bila ini terwujud, maka interaksi yang konstruktif antara faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal siswa terjadi dalam proses pembelajaran. Tentunya hal ini bisa tercipta apabila situasi pembelajaran tersebut menyenangkan (joyful), mengasyikan (fun), menantang (challenging), membangkitkan rasa ingin tahu (curiosity stimulating) melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif dan holistik, mendidik anak untuk berpikir logis dan kritis, serta sekaligus sanggup membuatkan kecerdasan beragam (multiple intelligence) dan ahlak atau budi pekerti siswa.


Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain  sebagai tenaga pengajar dan motivator acara di kelas, guru pada dasarnya merupakan kunci utama dalam proses mencar ilmu mengajar. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran tergantung kesiapan guru sendiri dan siswa sebagai obyek pendidikan selayaknya diarahkan pada pengelolaan kelas yang didalamnya meliputi penggunaan media dalam proses pembelajaran.


Pada dasarnya banyak media pembelajaran yang sanggup digunakan dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Namun pada kesempatan kali ini peneliti akan membahas penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran di SD pada mata pelajaran IPA. Media gambar merupakan media yang sangat menarik khususnya bagi siswa SD lantaran berisikan banyak sekali macam gambar yang beradu dengan warna-warna menarik sehingga menambah minat dalam belajar. Dengan didukung majunya teknologi ketika ini niscaya banyak memberi efek pada dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya media-media pembelajaran yang sanggup digunakan untuk mengoptimalkan proses perembesan materi dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaannya guru harus menentukan dengan tepat media apa yang cocok dan sesuai serta layak digunakan dalam proses mencar ilmu mengajar.  Hal ini tidak lepas dari banyak sekali macam faktor menyerupai psikologi anak,  kesiapan mencar ilmu anak,  dan penguasaan anak terhadap media tersebut.


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu ilmu pengetahuan yang merupakan tanda-tanda alam, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya, IPA diajarkan untuk membekali siswa semoga mempunyai pengetahuan (mengetahui banyak sekali cara) dan keterampilan (cara mengerjakan) yang sanggup membantu siswa untuk memahami tanda-tanda alam secara mendalam.


Kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tidak selalu berjalan lancar. Terdapat kendala-kendala yang harus dihadapi baik oleh guru maupun murid. Mata pelajaran IPA membutuhkan suatu percobaan. Sesuai dengan daya pikir anak sekolah dasar yang masih digunakan dalam pola pikir yang kongkret, maka dalam proses – proses pembelajaran yang abnormal harus dibantu semoga pembelajaran menjadi kongkret. Oleh alasannya yaitu itu, media gambar dipilih peneliti untuk menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran dan membantu siswa dalam meningkatkan hasil mencar ilmu siswa  kelas V di SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi.


Permasalahan muncul pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan insan dan  hubungannya dengan masakan dan kesehatan.” Hal ini terlihat dari minat mencar ilmu yang kurang ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang tidak sanggup menjawab pertanyaan guru. Kondisi kelas yang bising ketika guru menjelaskan dengan metode ceramah tanpa adanya media atau alat bantu ketika dalam proses pembelajaran.


Dengan adanya duduk masalah tersebut diatas, peneliti mengidentifikasi salah satu penyebabnya yaitu guru tidak memakai media pembelajaran maupun alat peraga dalam acara pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik atau termotivasi dalam mengikuti acara pembelajaran. Berkaitan dengan keadaan tersebut peneliti berusaha mencari solusi yang tepat yaitu memakai media gambar/alat peraga dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN  Jatinegara Kaum 07 Pagi.


 


  1. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang duduk masalah tersebut maka identifikasi duduk masalah yang relevan dalam penelitian ini sebagai berikut :


  1. Mengapa sebagian siswa mengalami kesulitan dan cenderung bosan dengan pembelajaran IPA?
  2. Apakah penggunaan media gambar sanggup meningkatkan minat mencar ilmu siswa?
  3. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman  sistem pencernaan pada manusia?
  4. Bagaimana cara penggunaan media gambar dapat meningkatan pemahaman dan hasil belajar mengenai sistem pencernaan pada insan ?
     


  1. Analisis Masalah
    Setelah memperhatikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, juga lantaran keterbatasan penulis dalam waktu, sarana dan prasarana, pengetahuan menulis, maka peneliti menganalisis permasalahan pada efek media gambar dalam upaya peningkatkan minat dan hasil mencar ilmu IPA perihal sistem pencernaan insan pada siswa V SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi.


 


  1. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar  belakang  masalah, identifikasi serta pembatasan duduk masalah peneliti sanggup merumuskan duduk masalah sebagai berikut :


  1. Bagaimana usaha guru untuk meningkatkan minat dan hasil mencar ilmu siswa terhadap pembelajaran IPA semoga siswa menguasai materi dengan baik.
  2. Apakah penggunaan media gambar kuat terhadap hasil mencar ilmu IPA perihal sistem pencernaan pada siswa kelas V SD.
     


C. TUJUAN PENELITIAN


Yang menjadi tujuan pelaksanan penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut :


  1. Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi dengan memakai dengan memakai media gambar.
  2. Meningkatkan pemahaman sistem pencernaan manusia dengan penggunaan media gambar.
  3. Mendiskripsikan pengguanaan media gambar  dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa tentang sistem pencernaan manusia.
     


D. MANFAAT HASIL PENELITIAN


Dari hasil penelitian tersebut diharapkan memperlihatkan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya :


  1. Bagi guru
    Melalui hasil ini, diharapkan sanggup memperlihatkan motivasi bagi guru dan sebagai masukan dalam menentukan media pembelajaran IPA di SD untuk meningkatkan  hasil mencar ilmu siswa.
     
  2. Peserta didik
    Memberikan motivasi dan mendorong siswa untuk sanggup berfikir kritis dalam memahami setiap materi yang diajarkan melalui pengalaman yang telah didapat oleh siswa.
  3. Sekolah
  4. Sebagai masukan dalam usaha peningkatan kualitas dan kinerja guru dalam acara mencar ilmu mengajar khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
  5. Penulis/ Peneliti
    Dari hasil penelitian ini, diharapkan sanggup memperlihatkan manfaat bagi peneliti dalam menambah wawasan perihal model pendekatan pembelajaran IPA di SD.
  6. Proses KBM


  1. Tercapainya tujuan pembelajaran
  2. Penggunaan waktu secara optimal


 


 


BAB II


KAJIAN PUSTAKA


 


  1. Media Pembelajaran


  1. Pengertian Media
    Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti mediator atau pengantar. Media yaitu mediator atau pengantar pesan dari pengirim ke akseptor pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu banyak sekali jenis komponen dalam lingkungan siswa yang sanggup merangsangnya untuk berpikir, berdasarkan Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6).


Sedangkan berdasarkan Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media yaitu segala alat fisik yang sanggup menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang sanggup digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima  sehingga sanggup merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses mencar ilmu terjadi (Sadiman, 2002: 6).


Dari pendapat Gagne dan Brigs kita sanggup menyimpulkan bahwa media merupakan alat dan baha fisik yang terdapat di lingkungan siswa untuk menyajikan pesan acara pembelajaran (proses acara belajar-mengajar) sehingga sanggup merangsang siswa untuk belajar.


      Selain pengertian di atas, ada beberapa pengertian lagi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut:


  1. Teknologi pembawa pesan yang sanggup dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
  2. Sarana fisik untuk memberikan isi/ materi pembelajaran menyerupai buku, film, video, slide, dan sebagainya.
  3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).
     


Ada beberapa batasan atau pengertian perihal media pembelajaran yang disampaikan oleh para ahli. Dari batasan-batasan tersebut, sanggup dirangkum bahwa media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang sanggup digunakan untuk meyampaikan isi materi asuh dari sumber mencar ilmu ke pebelajar (individu atau kelompok), yang sanggup merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses mencar ilmu (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.


Maka sanggup disimpulkan dari pengertian beberapa jago mengenai definisi media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang sanggup digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga sanggup merangsang perhatian, minat pikiran, dan perasaan pebelajar (siswa) dalam acara mencar ilmu untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari komunikator sanggup hingga kepada komunikan secara efektif dan efesien. Selain itu, media pembelajaran merupakan unsur atau komponen sistem pembelajaran maka media pembelajaran merupakan media integral dari pembelajaran.


 


  1. Pengertian  Media Gambar


Diantara media pembelajaran, media gambar yaitu media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jikalau gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Media gambar dikelompokan kedalam kedalam media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihatan. Dalam memberikan materi pembelajaran dalam proses mencar ilmu mengajar kebanyakan siswa cukup sulit memahami jikalau hanya dengan metode diskusi dan ceramah. Maka media gambar sangat diharapkan dalam proses mencar ilmu mengajar untuk memudahkan siswa memahami dan mengerti materi yang disampaikan.


Menurut  (I Made Tegeh, 2008) yang dimaksud media gambar dilihat dari pandangan media grafis yaitu gambar gambar hasil lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian obyek dalam bentuk gambar sanggup disajikan melalui bentuk nyata  maupun kreasi khayalan belaka sesuia dengan bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya.


Kemampuan gambar sanggup berbicara banyak dari seribu kata hal ini mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu gambaran yang memperlihatkan pengertian dan klarifikasi yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca dan  memebrikan suatu kejelasan pada sebuah duduk masalah lantaran sifatnya yang lebih konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam pembelajaran yaitu : (1) menerjemahkan symbol verbal, (2) mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari gambaran lisan. (3) memperlihatkan gambaran suatu buku, dan (4) membangkitkan motivasi mencar ilmu dan menghidupkan suasana kelas.


Dalam pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam proses mencar ilmu mengajar sebagai media pembelajaran lantaran media gambar ini cenderung sangat menggoda siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin menegtahui perihal gamabar yang dijelaskan dan gurupun sanggup memberikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut.


 


  1. Kelemahan dan Kelebihan Media Gambar
    Media gambar umumnya sanggup dibuat guru tanpa biaya yang mahal, dan  sederhana serta mudah penggunaannnya. Media gambar sering juga disebut media dua dimensi yaitu media yang hanya mempunyai panjanng dan lebar. Media gambar telah sesuai dengan kemajuan teknologi menyerupai gambar fotografi. Selain itu media gambar juga merupakan sebuah sarana yang sangat baik untuk membawa situasi dunia luar kedalam ruang kelas. Media gambar termasuk media visual. Sama dengan media lain, yanng berfungsi untuk menyalurkan pesan dari akseptor sumber kepenerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol – simbol komunikasi visual. Supaya proses penyampaian pesan sanggup berhasil dan efisien. Walaupun media gambar merupakan media yang tepat dan baik digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar namun niscaya ada saja kekurangan serta kelebihan yang dimiliki oleh media gambar tersebut sebagai sebuah karakteristik dari media gambar itu sendiri.


  1. Kebihan Media Gambar


  1. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis memperlihatkan pokok duduk masalah dibanding dengan media verbal semata.
  2. Gambar sanggup mengatasai duduk masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau insiden sanggup dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, bawah umur dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto sanggup mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba sanggup disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang kemudian adakala tak sanggup dilihat menyerupai apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
  3. Media gambar sanggup mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang sanggup disajikan dengan terperinci dalam bentuk gambar.
  4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga sanggup mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
  5.  Murah harganya, gampang didapat, gampang digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.


  1. Kekurangan Media Gambar :


  1. Penghayatan perihal materi kurang sempurna, lantaran media gambar hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang akan dibahas kurang sempurna.
  2. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk acara pembelajaran.
  3. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.



  1. Cara Penggunaan Media Gambar Dalam Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar
    Gambar sanggup dipergunakan, baik dalam lingkungan bawah umur maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar sanggup dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan mencar ilmu secara efisien peserta didik yang berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM. Dalam memakai media gambar ada banyak sekali macam hal yang perlu kita perhatikan demi tercapainya tujuan pembelajaran serta penguasaan materi yang optimal oleh siswa. Beberapa jago menyatakan ada beberapa rambu rambu yang perlu di perhatikan dalam penggunaan gambar, yaitu:


  1. Prinsip-Prinsip Pemakaian Media Gambar


    1. Mempergunakan gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara menentukan gambar tertentu yang akan mendukung klarifikasi inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran.
    2. Memadukan gambar-gambar kepada pelajaran, alasannya yaitu keefektifan pemakaian gambar-gambar di dalam proses mencar ilmu mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan digunakan semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran.
    3. Mempergunakan gambar-gambar secukupnya, daripada memakai banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya gambaran gambar-gambr secara berlebihan, akan menimbulkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau impresi visual yang jelas, jadi yang terpenting yaitu pemusatan perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan dibuat dengan baik, gambaran komplemen bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain.
    4. Kurangi penambahan kata-kata pada gambar oleh lantaran gambar-gambar sangat penting dalam membuatkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru.
    5. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong untuk membuatkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk acara lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diharapkan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.
    6. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus. Kaprikornus guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melaksanakan penilaian mencar ilmu bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
       


  1. Memilih Gambar yang Baik Dalam Pengajaran


Dalam pemilihan gambar yang baik untuk acara pengajaran terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:


  1. Keaslian gambar
    Gambar memperlihatkan situasi yang sebenarnya, menyerupai melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memperlihatkan efek yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan asli.
  2. Kesederhanaan
    Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan hingga peserta didik menjadi resah dan tidak tertarik pada gambar.
  3. Bentuk item
    Hendaknya sipengamat sanggup memperoleh tanggapan yang tetap perihal obyek-obyek dalam gambar.
  4. Perbuatan
    Gambar hendaknya hal sedang melaksanakan perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
  5. Fotografi
    Siswa sanggup lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional menyerupai terlalu terang atau gelap. Gambar yang elok belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.
  6. Artistik
    Segi artistik pada umumnya sanggup mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja diubahsuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.


 


Kriteria-kriteria menentukan gambar menyerupai yang telah dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak sanggup digunakan sebagai media dalam mengajar.


 


  1. Menggunakan Gambar Dalam Kelas


Penggunaan gambar secara efektif diubahsuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detai, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun berdasarkan urutan tertentu dan dihubungkan dengan duduk masalah yang luas.


Gambar sanggup digunakan untuk suatu tujuan tertentu menyerupai pengajaran yang sanggup memperlihatkan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam acara pengajaran sanggup dilakukan cara, menulis pertanyaan perihal gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan memakai gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.


Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin disajikan secara efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar, sanggup dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Penyajian gambar harus menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.


 


  1. Mengajar Siswa Membaca Gambar


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar siswa membaca gambar:


  1. Warna
    Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna, barulah mereka tafsirkan. Pada umumnya mereka memilikji kriteria tersendiri perihal kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para siswa.
     
  2. Ukuran
    Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang insan dengan gereja, dan sebagainya.
  3. Jarak
    Maksudnya semoga anak sanggup mengira-ngira jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, contohnya jarak antara puncak gunung latar belakangnya.
  4. Gerak
    Sesuatu gambar sanggup memperlihatkan suatu gerakan. Mobil yang sedang diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
  5. Temperatur
    Maksudnya, anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar temperaturnya cuek atau panas. Bandingkan gambar yang memperlihatkan ekspresi dominan salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian. Maka sanggup dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.


 


Selain beberapa hal yang telah disebutkan diatas, hal yang harus diperhatikan dalam memakai media gambar terutama dalam proses mencar ilmu mengajar guruatau pendidik  jangan lupa akan tujuan dari media yaitu sebagai sarana atau alat untuk memudahkan siswa mengerti dan memahami materi dalam proses mencar ilmu mengajar. Untuk menggunakannnya, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengambil teladan materi dan kelas yang akan memakai media gambar. Untuk itu guru perlu sebuah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dimana RPP ini nantinya akan menuntun guru memakai media yang sudah di persiapkan dan juga perlu diingat bahwa sebelum memakai media tersebut guru harus mempersiapkannya dengan cara melihat kesiapan siswa akan penerimaan media yang bersangkutan ataupun melihat kemampuan siswa dalam membaca media yang digunakan.


Jadi untuk menerapkannya guru harus memililih media yang sesuai dengan psikologi siswa dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Jangan hingga media pembelajaran ini terutama media gambar bukannya menjadi media atau mediator yang baik malah menjadi suatu penghambat dalam acara mencar ilmu mengajar siwa dalam mendapatkan materi pelajaran sehingga perembesan materi pelajaran pada siswa menjadi kurang maksimal.


 


  1. IPA
     


  1. Pengertian IPA
    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau disebut ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji perihal gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Maslikah & Susapti, 2009: 04), sedangkan berdasarkan Garnida (2002: 253) pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil acara insan berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi perihal alam sekitar, diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan.
    Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengertian IPA yaitu suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari perihal alam sekitar beserta isinya melalui proses penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan.
     
  2. Fungsi Mata Pelajaran IPA


  1. Memberikan pengetahuan perihal banyak sekali jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
  2. Mengembangkan keterampilan proses.
  3. Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang mempunyai kegunaan bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
  4. Mengembangkan kesadaran perihal adanya kekerabatan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
  5. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang mempunyai kegunaan dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida, 2002: 253-254).


Berdasarkan hal tersebut diatas, sudah menjadi kiprah guru atau pendidik untuk membuatkan dan merealisasikan fungsi-fungsi tersebut dalam kehidupan positif para peserta didiknya.


 


  1. Tujuan Mata Pelajaran IPA


Mata Pelajaran IPA bertujuan semoga siswa:


  1. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
  2. Memiliki keterampilan proses untuk membuatkan pengetahuan, gagasan perihal alam sekitar.
  3. Mampu memakai teknologi sederhana yang mempunyai kegunaan untuk memecahkan suatu duduk masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Hadiat, 1996: v).


 


  1. Kegiatan Mata Pelajaran IPA


Di dalam mata pelajaran IPA untuk membuatkan keterampilan sanggup dilakukan dengan banyak sekali kegiatan, antara lain:


  1. Mempelajari banyak sekali insiden IPA, terutama yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
  2. Mengadakan pengamatan terhadap banyak sekali benda atau insiden alam.
  3. Belajar meramal dan menafsirkan sesuatu insiden berdasarkan kaidah-kaidah IPA.
  4. Berlatih menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan seharihari.
  5. Belajar mengkomunikasikan gagasan-gagasan kepada orang lain dengan bahasa yang singkat tetapi jelas.
  6. Mengenali teknologi-teknologi sederhana yang ada kaitannya dengan kaidah-kaidah IPA. (Hadiat, 1996: vii).


 


  1. Ruang lingkup Mata Pelajaran IPA


Ruang lingkup mata pelajaran IPA mencakup:


  1. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya.
  2. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan batuan.
  3. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
  4. Kesehatan, makan, penyakit, dan pencegahannya.
  5. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya.  (Garnida, 2002: 254).

     


  1. Alat Pencernaan Manusia
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
                                               Sumber: Kamus visual


Proses pencernaan masakan diawali pada serpihan mulut. Di dalam verbal masakan dihaluskan oleh gigi dan kelenjar ludah. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah dan enzim ptialin. Enzim merupakan zat yang mempunyai kegunaan untuk menghancurkan masakan secara kimiawi menjadi serpihan yang lebih halus.


Dari verbal masakan masuk menuju kerongkongan. Di dalam kerongkongan terjadi gerak peristaltik, yaitu gerakan meremas-remas yang dilakukan oleh dinding kerongkongan. Gerak peristaltik inilah yang menimbulkan masakan sanggup masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung masakan yang sudah dihaluskan oleh gigi di dalam verbal akan dilumatkan dan diaduk dengan pinjaman getah lambung. Getah lambung ini mempunyai kegunaan untuk memecah masakan semoga gampang diserap oleh pembuluh darah.


Makanan yang telah dilumatkan di dalam lambung akan berupa bubur halus sehingga gampang diserap oleh usus. Makanan yang telah dicerna di dalam lambung kemudian masuk menuju usus dua belas jari. Di dalam usus dua belas jari ini pencernaan dibantu oleh getah pankreas dan getah empedu. Getah empedu dihasilkan oleh hati. Getah empedu digunakan untuk memecah lemak menjadi butiran-butiran yang sangat halus sehingga sanggup membantu kerja enzim lipase. Getah pankreas dihasilkan oleh pankreas. Getah pankreas mengandung enzim amilase, tripsine, dan lipase.


Amilase yang mengubah zat tepung menjadi gula. Tripsine, yang mengubah protein menjadi asam amino. Lipase, yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah itu, masakan disalurkan menuju usus halus. Di dalam usus halus masakan dicerna kembali sehingga terbentuklah sari-sari makanan. Sari-sari masakan inilah yang akan diserap oleh dinding-dinding usus halus melalui pembuluh darah sehingga masuk ke dalam darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.


Sisa masakan atau ampas masakan akan masuk ke dalam usus besar.Selanjutnya sisa masakan tersebut dibusukkan oleh basil menjadi kotoran. Kemudian, kotoran ini akan dikeluarkan dari badan melalui anus. Di dalam usus besar tidak terdapat perembesan sari masakan melainkan hanya perembesan air.


 


  1. Hasil Belajar
    Proses mencar ilmu mengajar pada hakekatnya sebagai rumusan tingkah laris yang diharapkan sanggup dikuasai oleh siswa sehabis mendapatkan atau menempuh pengalaman belajarnya. Guru merupakan fasilitator, yang bertugas membuat situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Seperti yang ditulis oleh Suciati (2005) dalam bukunya mengungkapkan bahwa, secara umum fungsi guru dalam acara pembelajaran yaitu sebagai fasilitator yang bertugas membuat situasi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran pada diri siswa.
    Belajar yaitu perubahan yang relatif permanen dalam sikap atau potensi sikap sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan jawaban adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap sudah mencar ilmu sesuatu jikalau beliau sanggup memperlihatkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam mencar ilmu yang penting yaitu input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
    Menurut Nasution (1995), mencar ilmu merupakan tingkah laris siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Sehingga mencar ilmu bisa merubah diri seseorang dengan memakai serangkaian perlakuan atau acara yang sanggup merubah diri baik tingkah laris maupun sifat seseorang sanggup dikatakan belalajar. Kegiatan ini tidak hanya  membaca dan menulis di sekolah sebagai yang dilakukan oleh siswa.
    Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan mencar ilmu siswa, perlu dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar. Penilaian tersebut sanggup dilaksanakan melalui tehnik tes maupun non tes.  Menurut Ngalim Purwanto (2002) dalam bukunya, untuk mengevaluasi hasil mencar ilmu seorang guru sanggup memakai dua macam tes, yaitu:
     


      1. Tes yang telah distandarkan (standardizet test)
        Suatu tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni suatu proses validasi yaitu benar-benar bisa meniali apa yang dinilai, dan keandalan (reability) yaitu tes tersebut memperlihatkan ketelitian pengukuran yang berlaku untuk setiap orang yang diukur dengan tes (soal) yang sama.
      2. Tes pinjaman guru sendiri (teacher made test)
        Suatu tes yang dibuat oleh guru dengan isi dan tujuan-tujuan khusus untuk sekolah atau sekolah kawasan mengajar.  Tes pinjaman guru sebagaimana tersebut diatas, sanggup dibagimenjadi dua golongan, yakni: tes lisan (oral test)atau tes tertulis (writes test). Tes tertulis masih sanggup di bagi menjadi dua macam, yakni: tes obyektif dan tes essay. Tes semacam inilah yang biasa digunakan setiap guru di Sekolah untuk mengukur keberhasilan mencar ilmu siswa.
         


Menurut Sudjana 2004: 22 Hasil mencar ilmu yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sehabis mendapatkan pengalaman belajarnya. Sedangkan berdasarkan Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil mencar ilmu mengajar: (1). Ketrampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan harapan (Sudjana 2004:22).


Dari pendapat di atas sanggup disimpulkan bahwa hasil mencar ilmu yaitu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh siswa sehabis ia mendapatkan perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga sanggup mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.


Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses mencar ilmu mengajar, yaitu untuk melihat sejauh mana komponen-komponenyang ada dalam pengajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Menurut, Hilda Taba (1962;310) bahwa acara yang utama dalam penilaian meliputi tujuan pengajaran, jangkauan, perubahan-perubahan terhadap kualitas personal dan kemampuan siswa. Evaluasi yang dilaksanakan dalam proses mencar ilmu mengajar dimaksudkan untuk menentukan nilai dari suatu insiden mencar ilmu mengajar. Proses juga berperan untuk melaksanakan perubahan terhadap tingkah laris dan sikap anak didik, yang berupa aspek kognitif, yang berafiliasi dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki anak didik, aspek efektif yang menyangkut nilai-nilai, norma-norma yang mencerminkan sikap anak didik dalam kehidupan sehari-hari, aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang dimiliki anak didik sehabis mereka mempelajari ilmu dan pengetahuan di sekolah.


Menurut Djamarah ( 2000 : 45 ) hasil yaitu prestasi dari suatu acara yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara indvidu ataupun kelompok. Hasil tidak akan pernah didapat selama orang tidak melaksanakan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan usaha dan pengorbanan yang sangat besar.Hanya dengan keuletan, sungguh – sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang bisa untuk mencapainya.


Biasanya forum yang lebih dikenal sebagai forum pembelajaran yaitu sekolah, dan dibimbing atau disusun oleh guru. Menurut Jonassen ( 1991 ) perpektif kontruktivesme juga mempunyai pemahaman perihal hasil. Tetapi proses yang melibatkan cara dan taktik dalam mencar ilmu juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara mencar ilmu dan taktik belajar  akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan sketsa berfikir seseorang.


Hasil mencar ilmu merupakan hal penting dalam mempertimbangan dan menetapkan sesuatu yang menyangkut duduk masalah belajar. Hasil mencar ilmu sanggup diukur dengan memakai alat ukur yang sesuai. Penilaian terhadap hasil mencar ilmu siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran, inilah yang disebut prestasi belajar.


Menurut teori Gestalt ( 2002 ) yang terpenting dalam mencar ilmu yaitu penyesuian pertama yaitu menerima respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting yaitu bikan mengulangi hal – hal yang harus dipelajari tetapi mengerti apa yang dipelajari. Kaprikornus yang terpenting dalam mencar ilmu yaitu mengerti tetang apa yang dipelajari.


BAB III


PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


 


  1. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
    1. Subjek Penelitian
               Subjek penelitian ini  adalah siswa kelas V/C SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 12 siswa pria dan 13 siswa perempuan. Berikut yaitu data siswa kelas V/C:
       


                Tabel 1. Data Siswa Kelas V/C SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi


NO.
NAMA SISWA
L/P
ABSEN
INDUK
1
2420
ABDULLAH 'AMMAR AL-BASSAM
L
2
2427
ABDURROFI ROZAK PRATAMA
P
3
2383
AGUS PRASETYO
L
4
2386
AMANDA PUTRI PURNAMA
P
5
2387
ANGEL NATHALIA SOLING
P
6
2389
ARIFIN AKBAR
L
7
2390
ASEP FAJAR MUHAROM
L
8
2391
BUNGA PERMATA CINTA
P
9
2393
DINDA ANGGRAINI
P
10
2395
FIKA ANDINI STANIAWAN
P
11
2497
ISEP SOMANTRI
L
12
2400
KARENINA DEWI AHAYA
P
13
2401
KORNELIUS BASTIAN LUMBAN GAOL
L
14
2404
MUHAMMAD KEVIN BAWAAZIER
L
15
2405
NABIL SYOFWAN AL AYYUBI
L
16
2407
NEZA NURADIBHA
P
17
2409
PRADITHA AMALIA MAJID
P
18
2410
RAISYA ZAHWA SAPUTRA
P
19
2412
REVALDO VICO DE ROSSI
L
20
2414
SATRIO DARMAWAN
L
21
2415
SHELA AFIFAH
P
22
2416
SYAHIRA NOVIA RAHMA
P
23
2636
VICO RAFAEL
L
24
2417
YASMIN NAJWA
P
25
2418
ZIKRI IHSAN SHAUM
L


 


    1. Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di SDN Negeri 07 Pagi, yang berlokasi di J. TB. Badaruddin No. 6, RT. 001/05. Kelurahan . Jatinegara Kaum, Kecamatan. Pulogadung, Jakarta Timur .  Walau letak sekolah ini tidak dipinggir jalan raya namun lokasinya cukup strategis lantaran akrab dengan Stasuin Kereta Klender dan kurang kurang lebih 1 Km dari Pasar klender.


 




Gambar 1. SDN  Jatinegara Kaum 07 Pagi


 


 


 


    1. Waktu Penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan sebagai berikut :


 


                          Tabel 2. Waktu Kegiatan


No
Kegiatan Siklus
Hari/Tanggal
Waktu
1
Siklus I
Rabu, 10 Agustus 2016
07.00-08.10
2
Siklus II
Jumat, 12 Agustus 2016
07.00-8.10


 


    1. Pihak yang Membantu
      Berikut ini yaitu pihak-pihak yang membantu dalam pelaksaan penelitian ini:


              Tabel 3. Data Guru SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi


NO
Nama/ NIP/ NUPTK
Pangkat/ Golongan
Jabatan
1
Drs. Suhana, M.MPd
196001221986031003
Pembina/ IV A
Kepala Sekolah
2
Hj. Sarhati
195612171979082001
Pembina/ IV A
Guru Kelas
3
Rusyati, S.Pd
196109111985032004
Pembina/ IV A
Guru Kelas
4
Murtaki, S.Pd
1965052311986031003
Pembina/ IV A
Guru Kelas
5
Suramto, S.Pd.
196605062000031003
Penata Muda Tk I/ III B
Guru Kelas
6
Neni Herliyani, S.Pd
197004032008012033
Pengatur II C
Guru Kelas
7
Kurnia Dwi Hartini, S.Pd
198708242014032003
Penata Muda/
III A
Guru Kelas
8
Cahyadi Za’far, S.Pd
198011112014121001
Penata Muda/
III A
Guru Kelas
9
Hardi, S.Pd
196601262016051001
Penata Muda/
III A
Guru Kelas
10
Toha, S.Ag
6761 7476 5120 0002
Honor
Guru Agama Islam
11
Ahmad Syarif, S.Pd.I.
1933 7536 5411 0042
Honor
Guru Agama Islam
12
Fika Hastaria, S.Pd.
9547 7646 6621 0113
Honor
Guru Kelas
13
Rima Fitria, S.Pd.
9836 7676 6820 0002
Honor
Guru Kelas
14
Endang Sunarsih, S.Pd
1336747650300053
Honor
Guru Kelas
15
Indra Purnama, SH
2243763664110053
Honor
Guru PJOK
16
Purwanto, S.Mn
2444756658200013
Honor
Operator
17
Elizabeth, S.Pd.
7860765666210112
Honor
Guru Bahasa Inggris
18
Kosim Nurseha, S.Pd.SD
20104112189001
Honor
Guru Kelas
19
Bambang Sutanta
4447744645110012
Honor
Guru Tari/SBK
20
Saripudin
4250758658200013
Honor
Penjaga Sekolah
21
Uhai
Honor
Satpam Sekolah


 


  1. Deskripsi Rencana Siklus
    1. Metologi Penelitian
      Pada penelitian ini peneliti mencoba melaksanakan suatu jenis penelitian yang disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh seorang guru dalam kelasnya sendiri dengan tujuan  untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, pendidik dan mengefektifkan praktik pembelajaran sehingga meningkatkan hasil mencar ilmu peserta didik melalui refleksi diri (IGAK Wardhani, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Penerbit UT). Mills mendefinisikan PTK sebagai “Systematic Inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi perihal banyak sekali praktik yang dilakukannya. Berikut ini yaitu gambaran  model PTK Kemmis dan Mc Taggart, 1991 (http://www.ishaqmadeamin.com) :
      Meningkatkan Nilai Siswa melalui Media Gambar Contoh PKP Kelas V SD,Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Melalui Penggunaan Media Gambar
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
                                      
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
      Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart


Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melaksanakan tindakan, mengamati dan melaksanakan refleksi. Secara garis besar penelitian tindakan kelas berdasarkan  Ahmad HP, 1999 (Endang S Cahaya, Metode Penelitian, Jakarta: LAM UNJ) meliputi empat taraf pengkajian cylical (daur ulang) menyerupai digambarkan berikut ini:                                                                                      


                                 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


Gambar 3. Siklus PTK


 


Perencanaan yaitu tahap yang pertama dalam PTK, dimana planning ini yaitu patokan dalam melaksanakan kegiatan/ tindakan. Tahap kedua yaitu melaksanakan tindakan, dimana tahap ini merupakan pelaksanaan dari planning yang telah dibuat. Tahap ketiga yaitu mengamati, yang dilaksanakan ketika dan selama acara mencar ilmu mengajar dilaksanakan. Refleksi yaitu tahap keempat dimana guru sanggup merenungkan alasan pelaksanaan tindakan dan sanggup mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan/ tindakan yang telah dilakukan.


PTK berdasarkan Carr dan Kemmis yaitu suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) kawasan praktik-praktik tersebut dilaksanakan (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/Penelitian Tindakan Kelas).


 


    1. Prosedur Pelaksanaan PTK
          1. Sumber Data
              1. Informasi Penilai 1


Nama
Suramto, S.Pd
Tempat/ Tanggal Lahir
Klaten, 6 Mei 1966
Agama
Islam
Status
Menikah
Pendidikan Terakhir
S1


 


        1. Informasi Penilai 2


Nama
Drs. Suhana, M.MPd
Tempat/ Tanggal Lahir
Ciamis, 22 Januari 1960
Agama
Islam
Status
Menikah
Pendidikan Terakhir
S2


 


    1. Informasi Kolaborator


Nama
Cahyadi Za’far, S.Pd
Tempat/ Tanggal Lahir
Jakarta, 11 Novemver 1980
Agama
Islam
Status
Menikah
Pendidikan Terakhir
S1


                                                                         


  1. Instrumen Penilaian
    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu pada paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal ini juga diperkuat berdasarkan berdasarkan Kemmis dan Mc Taggart menyatakan bahwa tehnik yang sanggup digunakan dalam memantau penelitian tindakan antara lain : catatan anekdot, catatan lapangan, deskripsi sikap ekologi, analisis dokumen, portofolio, angket, wawancara, sosiometri, foto slide dan tes kemampuan siswa. (Robbin Mc Taggart dan Stephen Kemmis, The Action Research Planner (Australia : Deakin University, LSD, 1990) h. 100-105)
    Berdasarkan pendapat diatas, peneliti dalam mengumpulkan data penelitian ini memakai asemen awal, wawancara, observasi, foto. Hal ini bertujuan untuk sanggup memperoleh data yang akurat dan terpercaya serta nyata. Data ini untuk sanggup ditelaah guna menghasilkan data deskriptif, sehingga memudahkan peneliti untuk merefleksikan dan menghasilkan data penelitian yang valid dan reliabel. Oleh lantaran itu instrumen yang digunakan berupa :


  1. Lembar Asesmen, digunakan untuk menjaring data perihal kecerdasan interpersonal. Asesmen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan memakai dua jenis yakni Asesmen awal (pre test) dan asesmen final (post test). Pre test, digunakan untuk mengukur kemampuan awal tiap-tiap anak sebelum dilakukan tindakan. Post test dilakukan sehabis dilaksanakan final setiap siklus.
  2. Observasi, untuk mengetahui sikap anak selama proses acara berlangsung. Hasil observasi berbentuk catatan lapangan yang mendeskripsikan kegiatan. Pelaksana observasi yaitu peneliti dan kolaborator, dengan mengamati proses pelaksanaan tindakan, pengaruh, hambatan atau duduk masalah yang timbul selama proses tindakan berlangsung. Observasi ini akan dilakukan terhadap fokus pengamatan yang telah disepekati bersama antara peneliti dan kolaborator. Data hasil observasi ini akan diadakan diskusi balikan atau refleksi kolaboratif antara peneliti dan guru terhadap hasil observasi, hasil selanjutnya dijadikan pijakan bagi perimusan planning tindakan berikutnya.
  3. Wawancara, digunakan untuk memperoleh data yang diungkap secara lisan atau kata-kata pribadi dari anak dan guru. Wawancara digunakan untuk mengetahui perihal hasil refleksi serta perubahan yang terjadi dari setiap siklus berdasarkan pelaksanaan penelitian. Disetiap siklus ini akan diadakan wawancara, ini dimaksudkan untuk memantapkan data yang diperoleh dari observasi. Wawancara ini akan tidak boleh jikalau data dan informasi yang diperoleh telah mencukupi.
  4. Dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan data perihal pelaksanaan acara selama penelitian berlangsung. Gambar-gambar dan foto-foto ini juga untuk mendapatkan data perihal keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan serta sikap anak yang tidak tercatat dalam planning pembelajaran dan lembar observasi.
     
    Berdasarkan kajian pustaka yang telah dibuat, penyusunan instrument penilaian yaitu sebagai berikut:


 


 


Tabel 4. Variabel : Meningkatkan hasil belajar


 
No
 
Indikator
 
1
 
2
 
3
 
4
1
Siswa sanggup mengenal alat pencernaan manusia.
 
 
 
 
2
Siswa sanggup menyebutkan alat pencernaan manusia.
 
 
 
 
3
Siswa sanggup memahami fungsi dari alat-alat pencernaan manusia.
 
 
 
 
4
Siswa sanggup mengurutkan proses pencernaan manusia.
 
 
 
 
5
Siswa sanggup membedakan proses pencernaan mekanis dan kimia.
 
 
 
 
6
Siswa sanggup memahami peristiwa yang terjadi dilambung ketika pencernaan.
 
 
 
 
7
Siswa sanggup memahami istilah gerak peristaltik, umbai cacing.
 
 
 
 
8
Siswa sanggup memahami cara menjaga kesehatan sistem pencernaan.
 
 
 
 
 
Skor
 
 
 
 


      


       Keterangan Nilai :


  1. Kurang (K)
  2. Cukup (C)
  3. Baik (B)
  4. Sangat Baik (SB)
     


c.   Rancangan Tindakan


Penelitian ini dilakukan dengan memakai metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Langkah-langkah dalam siklus terdiri dari  :


 


  1. Rencana Pelaksanaan 


 


Siklus 1


Tabel 5. Rencana Pelaksanaan sikus 1


Hari
Pertemuan
Kegiatan
Rabu
1
a)   Mengamati gambar dan menyebutkan alat pencernaan makanan.
b)   Mengamati gambar dan menyebutkan serpihan dari tiap alat pencernaan.


 


Siklus 2


Tabel 6. Rencana Pelaksanaan Siklus 2


 
Hari
 
Pertemuan
 
Kegiatan
Jumat
1
a)      Mengamati gambar  dan menyebutkan fungsi alat pencernaan.
b)      Memahami dan menyebutkan cara menjaga kesehatan alat pencernaan.


 


  1. Refleksi
    Refleksi ini merupakan acara dalam menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan perkembangan kemajuan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.
    Pada siklus I, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari pra siklus dan pelaksanaannya terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam proses acara pembelajaran siklus I ini telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan dan di sini diadakan perbaikan.
    Pada siklus II, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam proses acara pembelajaran siklus II ini telah banyak dilakukan perbaikan-perbaikan  dari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I, sehingga diharapkan hasil pembelajaran bisa meningkat. Setelah dilakukan uji kompetensi pada siklus II ini ternyata hasilnya sudah mencapai sasaran yang diinginkan. Dengan demikian penelitian diberhentikan pada siklus II ini lantaran sudah mencapai sasaran KKM.
     
  2. Rancangan Perbaikan Siklus 1


    1. Perencanaan Perbaikan
      a. Materi yang diajarkan perihal alat pencernaan dan ,bagian-bagian dari alat pencernaan.
      b. Media yang digunakan yaitu dengan media gambar yang guru sediakan dipapan tulis. Menunjukkan gambar-gambar alat pencernaan dalam badan dan bagian-bagiannya.
      c.  Metode yang digunakan


  • Ceramah
  • Pengamatan                    
  • Tanya jawab
  • Penugasan


d. Fokusnya


       Menarik minat dan meningkatkan hasil mencar ilmu siswa kelas V terhadap pelajaran IPA perihal sistem pencernaan insan supaya hasilnya lebih baik. 


 


3.2 Pelaksanaan Perbaikan


    1. Guru memberi saran.
    2. Guru memberi apersepsi dengan pertanyaan perihal materi yang akan dipelajari.
    3. Guru memberikan tujuan.
    4. Siswa diajak guru memperhatikan media gambar yang guru sediakan.
    5. Melalui penggunaan media gambar guru menjelaskan perihal alat pencernaan manusia.
    6. Melalui metode ceramah guru menjelaskan alat pencernaan manusia.
    7. Melalui media gambar, guru memperlihatkan alat pencernaan manusia.
    8. Melalui metode Tanya jawab, guru menanyakan alat pencernaan insan dan bagian-bagiannya.
    9. Siswa bersama guru menyimpulkan materi perihal sistem pencernaan manusia.
    10. Guru memperlihatkan soal evaluasi.
    11. Guru memperlihatkan pekerjaan rumah.
       


    1. Pengamatan/ Pengumpulan Data
      Pengamatan yang dilakukan penulis yaitu perihal meningkatkan minat siswa dan peningkatan hasil pembelajaran selama mengikuti pembelajaran, berdasarkan pengamatan yang dilakukan tampak bahwa minat  dan hasil mencar ilmu siswa dalam mengikuti pelajaran kurang, ini disebabkan lantaran :


    1. Guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
    2. Media gambar yang disediakan kurang menarik.
    3. Guru tidak efisien waktu dalam pembelajaran.
       


    1. Refleksi


         Pada siklus ini guru akan berusaha menarik siswa dengan cara :


  1. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
  2. Menambah media gambar yang lebih variatif dan menarik.
  3. Mengelola waktu dengan baik.


 


  1. Rancangan Perbaikan Siklus 2
     
    4.1 Perencanaan Perbaikan


a.   Materi yang diajarkan perihal sistem pencernaan manusia.


b.   Media yang digunakan yaitu dengan media gambar alat-alat penernaan dalam badan manusia.


 


c.   Metode :


    • Ceramah
    • Tanya jawab
    • Diskusi


d.   Fokusnya :


      Menarik minat dan meningkatkan hasil mencar ilmu siswa kelas V terhadap pembelajaran IPA  dengan memakai media gambar.


 


    1.  Pelaksanaan Perbaikan


    1. Guru memperlihatkan salam
    2. Guru mengadakan apersepsi melalui pertanyaan
    3. Guru memberikan pembelajaran
    4. Melalui metode tanya jawab guru menanyakan perihal alat pencernaan insan dan fungsinya.
    5. Melalui metode diskusi, siswa mengurutkan/menjelaskan terjadinya proses pencernaan dalam badan manusia.
    6. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
    7. Guru memberi soal evaluasi
    8. Guru memberi pekerjaan rumah.
       


    1.  Pengamatan/ Pengumpulan Data


Pada siklus kedua ini minat dan hasil mencar ilmu siswa sudah mulai meningkat, namun  masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kurang semangat, ini disebabkan lantaran guru kurang memberi perhatian pada siswa yang pasif.


 


    1. Refleksi


Pada siklus ini guru akan berusaha menarik minat dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara :


 


a.    Melibatkan siswa dalam penggunaan media


b.     Meminta siswa untuk maju ke depan untuk lebih mengamati media alam berupa taman dan kebun sekolah.


c.    Memilih media yang lebih tepat dan akrab dengan siswa


 


 
BAB V


SIMPULAN DAN SARAN DAN TINDAK LANJUT


 


  1. Simpulan


Media gambar sebagai mediator dalam proses pembelajaran menggambarkan atau memfisualisasikan materi asuh yang bertujuan untuk memudahkan siswa mengerti dan memhami secara optimal mengenai materi atau materi asuh yang di berikan guru pada siswa.


Dalam setiap hal memang tidak ada yang tepat secara penuh dalam artian media gambarpun mempunyai beberapa kekurangan. Namun kekurangan tersebut telah tertutupi oleh kelebihannya yang sangat banyak selain itu dalam proses pembuatannya media gambar tidak membutuhkan banyak biaya.


Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah peneliti uraikan pada serpihan IV, sanggup disimpulkan bahwa dengan memakai media pembelajaran berupa gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA )sistem pencernaan manusia, siswa lebih bisa dan berkesempatan untuk berekspresi serta berpikir secara logis dan sistematis. Hal tersebut berdampak positif dimana siswa pada jadinya akan lebih memahami materi yang disampaikan dan mendapatkan hasil mencar ilmu sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan media gambar terbukti juga sanggup meningkatkan gairah, minat, dan motivasi siswa dalam acara pembelajaran, hal tersebut tampak pada sikap dan sikap antusias siswa ketika di kelas


Dalam penggunaannya dalam proses pembelajaran, untuk mendapatkan hasil yang optimal kita harus mengetahui mengenai beberapa hal yang merupakan prinsip-prinsip dari media gambar tersebut. Hal yang terpenting dalam memakai media gambar kita harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengetahui kriteria serta prinsip media yang digunakan, (2) Melakukan persiapan dalam memakai media, (3) Memilih media yang sesuai, (4) Tingkat kesesuaian anak membaca membaca dan memakai media, (5) Persiapan planning pembelajaran untuk menuntun penggunaan media, (6) Cara memakai media yang menggoda dan minat siswa dan menambahkan banyak sekali macam warna serta motif yang menarik bagi siswa.


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka sanggup disimpulkan bahwa:


  1. Penggunaan media gambar sanggup meningkatkan kualitas/ keberhasilan siswa dalam memahami materi Ilmu Pengetahuan Alam perihal sistem pencernaan insan yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil mencar ilmu siswa.
  2. Terlihat adanya peningkatan minat belajar, pemahaman materi siswa  atau nilai keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan peningkatan langkah-langkah dalam operasional pembelajaran yang telah dirancang dalam peneliitian tindakan kelas.


 


  1. Saran dan Tindak Lanjut
    Setelah diteliti, disimpulkan, dan diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran berupa gambar sanggup meningkatkan pemahaman materi siswa dan terbukti sanggup meningkatkan kualitas proses pembelajaran, maka penulis menyarankan:


  1. Saran untuk Guru


    1. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif
    2. Guru harus bisa memakai metode dan metode pembelajaran yang tepat atau beragam.
    3. Guru harus lebih ulet lagi dalam memakai media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
    4. Guru harus bisa mengatur waktu semoga alokasi waktu sanggup sesuai dengan jumlah materi yang harus diajarkan.
    5. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif
    6. Guru yaitu ujung tombak bagi terciptanya generasi masa depan yang handal dalam segala bidang oleh lantaran itu harus kreatif, inovatif, komonikatif dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).


  1. Saran untuk Siswa


        1. Siswa harus lebih berpartisipasi dalam setiap acara pembelajaran
        2. Siswa harus bisa dan berani/percaya diri ketika memberikan tanggapan, sanggahan dan komentar pada ketika berdiskusi
        3. Siswa harus lebih berkonsentrasi ketika guru mengajukan pertanyaan.


  1. Saran untuk Kepala Sekolah


  1. Hendaknya sekolah mengadakan sosialisasi atau training mengenai metode pembelajaran untuk guru.
  2. Sebaiknya sekolah mengadakan training penggunaan media pembelajaran khususnya komputer bagi guru yang belum menguasai komputer.
  3. Sebaiknya sekolah lebih sering mengadakan supervisi supaya kualitas mengajar guru bisa diperbaiki.


  1. Saran untuk Peneliti Selanjutnya


  1. Diharapkan peneliti lainnya bisa menguasai metode yang akan digunakan.
  2. Diharapkan peneliti lainnya bisa mengkolaborasikan metode yang akan digunakan dengan metode lainnya.
  3. Diharapkan peneliti lainnya memakai media pembelajaran yang paling tepat dan cocok untuk melaksanakan penelitian.


 

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Iklan Atas Artikel


Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel